Ilustrasi Bendungan di India/Istimewa
ENERGITRANSFORMASI, INDIA – Di tengah upaya transisi energy di seluruh dunia, dari energy fosil ke energy hijau, pembangkit listrik tenaga air dinilai menjadi salah satu opsi yang dipilih.
Seperti diketahui, di beberapa Negara pembangkit listrik tenaga air banyak dikembangkan, hal tersebut juga melihat kontur alam di masing-masing Negara, seperti halnya Indonesia. Demi solusi menjaga lampu tetap menyala akibat dari kebutuhan energy listrik, pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu opsi untuk meningkatkan pangsa energi terbarukan.
Namun demikian, seperti dilansir dari euronews, tidak dengan Negara India. Ada kekhawatiran bahwa perlombaan untuk membangun lebih banyak bendungan di negara itu berisiko menimbulkan bencana lingkungan.
Para ahli dan aktivis mengatakan, bahwa pekerjaan konstruksi untuk mempercepat proyek pembangkit listrik tenaga air di wilayah tersebut sebagian bertanggung jawab untuk memperburuk penurunan ini.
Tanah yang dibutuhkan untuk membangunnya juga langka, yang berarti akan mengakibatkan masyarakat mengungsi.
Dampak lingkungan ini juga menimbulkan protes, seperti yang terlihat di Kinnaur di mana tanah longsor merenggut 22 nyawa pada tahun 2021.
Perubahan iklim bahkan dapat mengubah kemampuan mereka untuk menghasilkan tenaga, menurut para ilmuwan di Institut Teknologi India (IIT), Gandhinagar.
Lebih banyak hujan dan suhu yang lebih hangat dapat meningkatkan produksinya, hal itu juga membuat proyek pembangkit listrik tenaga air menghadapi risiko yang meningkat seperti banjir dan jebolnya bendungan.
Secara keseluruhan para ahli dan peneliti mengatakan bahwa langkah-langkah perlu dilakukan untuk mengendalikan dampak perubahan iklim termasuk lebih banyak penilaian risiko sebelum proyek dimulai.