Ilustrasi Lansia di negara China/Pixabay
ENERGITRANSFORMASI, HANGZHOU – Para lanjut usia menjadi salah satu komponen masyarakat yang agak tertinggal dengan keberadaan dunia digital. Namun demikian, dunia digital perlu dirasakan bagi mereka, hal ini seperti yang dilakukan Negara China, yang berupaya membangun masyarakat digital inklusif bagi komunitas warga dengan lanjut usia (lansia).
Seorang warga Hangzhou bernama Zhou Caiyun (94) akhirnya
bisa merasakan kegembiraan menggunakan telepon pintar (smartphone), termasuk
melakukan panggilan video dengan cucunya, yang mana ini dilakukan atas bantuan
relawan komunitas .
"Meski sudah beberapa kali mencoba, kami tidak berhasil
mengajari ibu saya cara menggunakan smartphone, menjadikan benda itu tak lebih
dari sekadar pajangan. Kini, beliau akhirnya belajar menggunakannya, sehingga
lebih mudah bagi kami untuk menghubunginya," kata putri Zhou bernama Jin Qiaolian
di Provinsi Zhejiang, China, dilansir dari antara.
Warga lansia mungkin mengalami kesulitan dengan perubahan
pesat yang dihadirkan oleh teknologi smartphone karena fitur ponsel khusus
untuk warga lansia tidaklah banyak.
Namun, dengan menguasai pengoperasian fungsi dasar pada
smartphone juga bermanfaat bagi lansia, membantu mereka tetap terkoneksi,
mempertajam pikiran, dan menghilangkan kebosanan.
Berdasarkan sensus peduduk ketujuh yang dilakukan tahun
2020, China memiliki 264 juta warga berusia 60 tahun ke atas atau mencakup 18,7
persen dari 1,4 miliar total penduduknya.
Sebagai respons, Kementerian Perindustrian dan Teknologi
Informasi China sejak 2020 telah bekerja keras membangun masyarakat digital
yang ramah lansia. Kementerian itu menciptakan berbagai langkah yang
diperkenalkan untuk membantu warga lansia menghilangkan kesenjangan digital.
Guna meningkatkan literasi digital warga lansia, otoritas
dan departemen terkait juga telah mendorong perusahaan-perusahaan teknologi
untuk meluncurkan antarmuka (interface) yang mudah digunakan serta merekrut
sukarelawan untuk memberikan pelatihan tentang penggunaan perangkat pintar.
Di Hangzhou, staf dari China Mobile menyediakan layanan dari
pintu ke pintu (door-to-door) dan demonstrasi on-site guna mengajari warga
lansia untuk beroperasi di dunia maya, seperti membuat reservasi daring,
mengecek rute bus, dan menggunakan layanan transportasi daring. Hal itu
memungkinkan warga lansia dapat mengakses teknologi digital dengan lebih mudah.
Sementara itu, di Kota Lishui, daftar kesulitan yang
dihadapi warga lansia saat menggunakan teknologi pintar telah disusun dengan
sejumlah langkah diluncurkan untuk mengurangi hambatan teknologi bagi warga
lansia.
Seorang warga lansia bermarga Chen (73) telah mengumpulkan
hampir 100.000 pengikut di akun video pendeknya. Kegiatan pengisi waktu
favoritnya adalah mendokumentasikan aktivitas hariannya, mulai dari berbelanja,
menggunakan layanan berbagi tumpangan (ride-hailing), hingga mengapresiasi
berbagai lanskap yang berbeda. Chen pun mahir mengedit video.
"Saya tidak bisa hidup tanpa smartphone," ujar
Chen.