Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani. (Dok: Kemenkeu)
ENERGITRANSFORMASI, JAKARTA – Pemerintah terus berupaya menggenjot program energy berkelanjutan, yang mengarah kepada program transisi energy hijau, atau alih energy dari energy fosil ke energy baru terbarukan. Upaya yang dilakukan salah satunya dengan permodalan dalam rangka pembangunan sarana dan prasarana demi mencapai target yang diinginkan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, pemerintah republic
Indonesia memperoleh pinjaman promosi senilai 300 juta euro atau setara dengan
Rp4,96 triliun (kurs Rp16.543 per euro) untuk program energi berkelanjutan dan
transisi energi hijau.
Pinjaman tersebut diberikan oleh Kreditanstalt fur
Weiderbaufbau atau KfW, yang mengatasnamakan Kementerian Federal untuk
Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Jerman.
Penandatanganan kerja sama pembiayaan itu berlangsung pada
Jumat 16 Desember 2022 yang diperuntukan bagi program Sustainable and Inclusive
Energy Program (SIEP), sebagai tindak lanjut atas agenda kemitraan transisi
energi dari Indonesia.
Agenda itu diumumkan saat rangkaian pertemuan KTT G20 Bali
pada November 2022. Anggota Dewan Eksekutif KfW Group Christiane Laibach
menjelaskan bahwa dukungan pembiayaan dari pihaknya akan memberi dukungan
jangka panjang percepatan transisi energi di Indonesia.
"Paket pembiayaan itu juga mencakup reformasi untuk
mempromosikan energi terbarukan, seperti mekanisme harga yang lebih baik untuk
feed-in tariff, peraturan untuk pembangkit listrik tenaga surya atap, atau
standar efisiensi energi yang lebih ambisius," ujarnya dalam keterangan resmi,
Minggu 18 Desember 2022.
Laibach juga menyebut bahwa pembiayaan itu mengarah pada
peningkatan kapasitas kinerja PT PLN (Persero), antara lain melalui pendapatan
yang lebih berkelanjutan. Reformasi dan mekanisme insentif akan memberikan
kontribusi yang secara signifikan bagi pembangkit listrik dari tenaga air,
tenaga surya dan angin, serta tenaga panas bumi.
"Perluasan energi terbarukan akan terlaksana pada saat
tercipta kondisi ideal di Indonesia. Karena lokasi geografisnya, radiasi
matahari yang tinggi, garis pantai yang panjang, dan aktivitas panas bumi,
negara kepulauan ini memenuhi prasyarat ideal untuk perluasan energi
terbarukan," ujar Laibach.
Laiback berujar, pemerintah Indonesia mendorong promosi
partisipasi sektor swasta yang lebih besar, khususnya dalam perluasan sumber
energi terbarukan. Bukan tanpa sebab, ungkapannya didasari dari penyempurnaan pedoman distribusi tenaga
listrik oleh perusahaan swasta, penyeragaman model perjanjian hubungan kerja
jual beli listrik, dan peninjauan kembali sistem tarif tenaga listrik yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia.