Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, saat menyambangi Korban Gempa Cianjur sekaligus melihat infrastruktur yang hancur akibat gempa. (Dok Facebook Joko Widodo)
ENERGITRANSFORMASI,
JAKARTA – Pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan-perbaik fasilitas social
dan fasilitas umum (fasos-fasum) di
Cianjur yang beberapa waktu lalu telah dilanda gempa dan menyebabkan kerusakan
sejumlah fasos dan fasum di tanah lumbung padi nusantara itu.
Terkait dengan kerusakan pada fasilitas belajar mengajar,
dalam hal ini pemerintah telah melakukan perbaikan infrastruktur, salah satunya
pada fasilitas Sekolah Dasar Negeri Sukamaju 1 di Desa Benjot, Kecamatan
Cugenang.
SDN Sukamaju 1 mengalami kerusakan yang cukup parah pasca
terjadinya gempa, yang mana keadaannya hanya berupa puing-puing setelah gempa
bumi Cianjur. Lokasinya di Cugenang, pusat gempa yang menyebabkan kerusakan
rumah, fasilitas pendidikan, hingga fasilitas kesehatan.
“Saya sudah memerintahkan ke Menteri PUPR membangun kembali
sekolah dasar ini. Harus selesai tiga bulan karena anak-anak harus belajar,”
ujar Presiden Joko Widodo dilansir dari laman Facebook pribadinya, Jumat 6 Desember 2022.
Lebih jauh Presiden mengungkapkan, bahwa pemerintah dalam
hal ini akan focus dalam hal pembangunan rumah-rumah masyarakat dan fasilitas
umum yang mengalami kerusakan.
“Pemerintah akan fokus pada pembangunan kembali rumah dan
fasilitas-fasilitas umum yang rusak akibat gempa bumi. Untuk rumah dan
fasilitas umum yang berada di zona merah, pemerintah akan merelokasi
bangunan-bangunannya ke tempat yang lebih aman,” kata Presiden.
Serahkan Bantuan
Stimulan
Di hari sebelumnya, Presiden juga menyerahkan langsung bantuan stimulan untuk
perbaikan rumah warga terdampak gempa bumi. Menurut data sementara dari BNPB,
sedikitnya 53.981 rumah warga di Kabupaten Cianjur rusak akibat gempa, ada yang
rusak berat, sedang, dan ringan.
Presiden saat memberikan bantuan stimulan kepada para korban gempa di Cianjur. |
Pada tahap pertama, bantuan diserahkan kepada sekitar 8.100 keluarga yang rumahnya rusak akibat gempa. Pemerintah akan menambah nilai bantuan bagi warga berdasarkan tingkat kerusakan rumahnya masing-masing menjadi Rp60 juta, Rp30 juta, dan Rp15 juta. “Saya sudah memerintahkan ke Kepala BNPB agar prosedur pencairan bantuan itu disederhanakan, tidak berbelit-belit,” kata Presiden.
Lebih jauh Presiden menyampaikan, belajar dari pengalaman di
provinsi yang lain, apabila diberikan sekaligus, ada yang tidak jadi rumah. Ada
yang justru jadi sepeda motor. Jadi, uang bantuan bisa diambil oleh warga
secara bertahap, tidak secara sekaligus, agar betul-betul bisa dimanfaatkan
masyarakat 100 persen untuk pembangunan rumahnya.
“Pesan saya agar pembangunannya segera dimulai, rumah-rumah
yang runtuh segera dibersihkan dari puing-puing, batu bata, kayu, atau bahan
bangunan lain yang masih bisa dipakai, agar dipakai lagi. Selain itu, mengingat
negara kita ini berada di garis cincin api yang rawan bencana gempa bumi, saya
ingatkan agar rumah yang dibangun adalah rumah yang tahan gempa,” pungkas
Presiden.