Jalan dan jembatan nasional di provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (Dok KemenPUPR) |
ENERGITRANSFORMASI
- Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga memastikan kesiapan infrastruktur
jalan dan jembatan nasional di provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) menghadapi arus kendaraan pada libur Natal dan Tahun
Baru (Nataru) 2023.
Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I, Akhmad
Cahyadi menyebutkan, di Jawa ini ada tiga lintas utama yaitu Lintas Pantai
Utara (Pantura) sepanjang 1.430 km, lalu jalan Tol Trans Jawa sepanjang 1.403
Km dan Lintas Pantai Selatan (Pansela) yang telah terbangun dari Banten – Jawa
Barat – Jateng - DIY dan Jawa Timur dengan panjang 1.167 km.
“Ketiga lintas itu kita siapkan sebaik mungkin untuk
menghadapi arus mudik Natal dan Tahun Baru ini,” ucapnya, saat mendampingi
rombongan Komisi V DPR-RI kunjungan kerja ke DIY, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Komisi V DPR-RI Sudewo, Anggota Komisi V
saligus selaku ketua tim rombongan, mengatakan kunjungan kerja ini untuk
meninjau secara langsung persiapan fasilitas transportasi darat, udara maupun
perkeretaapian dalam menyongsong libur Nataru 2023.
“Berkaca pada natal 2021 dan tahun baru 2022 lalu, mobilitas
masyarakat hampir seluruh moda transportasi naik. Maka dari itu kami meminta
pemerintah mempersiapkan sarana dan prasarana dalam menyambut arus mudik dan
arus balik Natal 2022 dan tahun baru 2023,” tutur Sadewo.
Pada saat mendampingi kunjungan kerja Komisi V-DPR, Cahyadi
menjelaskan pihaknya tidak hanya mempersiapkan tiga lintas utama di Jawa,
tetapi juga jalan akses penghubung ketiga lintas utama tersebut. Seperti
misalnya dari Pantura ke Selatan itu ada dari Pejagan, Perupuk, Purwokerto.
Kemudian yang di Timur ada dari Rembang,
Blora, Cepu, Ngawi.
“Rata-rata kemantapan jalan nasional kita adalah 92%. Memang
masih ada beberapa ruas yang belum mantap di lintas selatan seperti Jladri,
kemudian di Purwekerto ada beberapa km yang masih perlu kita tingkatkan,” aku
Cahyadi.
Lebih lanjut, Cahyadi menerangkan, ada beberapa kegiatan
yang masih berlangsung sampai Nataru nanti, salah satunya adalah kegiatan
penggantian jembatan Callender Hamilton (CH). Ada 38 unit jembatan di Jawa,
yang sedang dalam proses pelaksanaan konstruksi.
“Memang ada beberapa yang mengganggu dan mengurangi
kapasitas jalan kita sehingga menimbulkan antrian yang cukup panjang
diantaranya di Jawa Tengah ini ada Jembatan CH Juana. Namun nanti pada saat
arus Nataru akan kita siapkan jalur-jalur detour / Jalur pengganti nya,” sebut
Cahyadi, “kemudian kita siapkan penambahan kapasitas di bahu jalan, sehingga
kita usahakan pembangunan Jembatan CH Juana ini tidak terlalu mengganggu arus
Nataru kita,”tambahnya.
Karena ini musim hujan, beberapa tempat yang terjadi longsoran seperti arah ke Wonosari
sedang ditangani. Sedangkan longsor-longsor lain Cilacap, Purwokerto dan
perbatasan Jawa Barat sudah telah tertangani. Ditjen Bina Marga akan menyiapkan
alat berat (Disaster Relief Unit/DRU), untuk
antisipasi jika terjadi bencana alam seperti longsor, gempa dan lain
sebagainya.
Jalur Pansela bisa menjadi alternatif apabila jalur-jalur
lainnya dalam kondisi yang cukup padat. Tetapi Cahyadi menyarankan untuk
melintas di waktu siang hari karena penerangannya cukup, tetapi untuk malam hari,
Dia menilai pengendara tetap melintas melalui jalur Pantura maupun jalan tol.
Sumber: KemenPUPR