Ilustrasi Kilang Minyak (Pixabay) |
ENERGITRANSFORMASI, JAKARTA
– Sempat mengalami kenaikan harga pada hari Selasa, 6 Desember 2022 lalu,
minyak dunia dikabarkan kembali mengalami penurunan pada Kamis 9 Desember 2022.
Minyak mentah Brent berjangka diinformasikan telah naik 38
sen menjadi $83,06 per barel pada pukul 08.10 waktu Arab Saudi. Minyak mentah
West Texas Intermediate naik 36 sen menjadi $77,29 per barel.
Kontrak berjangka turun lebih dari 3 persen di sesi
sebelumnya setelah data sektor jasa AS menimbulkan kekhawatiran bahwa Federal
Reserve dapat melanjutkan jalur pengetatan kebijakan agresifnya.
Pembatasan harga G7 terjadi ketika Barat mencoba membatasi kemampuan
Moskow untuk membiayai perangnya di Ukraina, tetapi Rusia mengatakan tidak akan
mematuhi tindakan tersebut bahkan jika harus memangkas produksi.
Namun, naiknya harga minyak dunia tersebut tidak bertahan
lama. Harga minyak mentah dunia akhirnya ambruk mendekati angka US$ 70 per
barel, pada perdagangan Kamis 8 Desember 2022, yang mana harga minyak mentah
Brent dunia ini tercatat US$76,15 per barel, turun 1,3% dibandingkan posisi
sebelumnya.
Sementara harga minyak jenis light sweet atau West Texas
Intermediate (WTI) melorot 0,8% menjadi US$ 71,46 per barel.
Harga BBM yang
Mempengaruhi
Dilansir CNBC Indonesia, Direktur Utama PT Pertamina Patra
Niaga, Alfian Nasution menjelaskan bahwa komponen pembentuk harga BBM sejatinya
tidak hanya mengacu pada harga minyak mentah global. Namun terdapat faktor lain
seperti Mean of Platts Singapore (MOPS).
"Terkait harga BBM tidak semata-mata mengacu ke harga
crude, tapi harga pasarnya produk itu berapa, bisa jadi harga crude turun tapi
MOPS solar maupun gasoline itu bisa (naik). Jadi semua tergantung itu
sih," kata dia di Gedung DPR, Jumat 9 Desember 2022.
Sebagaimana diketahui, pelemahan minyak mentah di level US$
70 per barel itu terjadi lantaran kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi global
akan memangkas permintaan bahan bakar. Meskipun terjadi penutupan pipa minyak
mentah Kanada - AS.