Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (Foto @twitter Bahlil Lahadalia)
ENERGITRANSFORMASI, JAKARTA - Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam rangka alih energi, khususnya pada kendaraan bermotor. Sebagai daerah penghasil bahan baku baterai, Sulawesi Utara (Sultra) dipilih sebagai pusat ekosistem baterai listrik. Yang mana hal ini disampaikan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Bahlil menegaskan fokus pembangunan ekosistem baterai listrik di Sultra dilaksanakan pada tahun 2024. Untuk itu,
Sultra akan menjadi salah satu ekosistem baterai kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) dengan hilirisasi nikel melalui penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sebagai sumber daya.
"2024-2025, Sulawesi Tenggara akan menjadi salah satu bagian hilirisasi untuk membangun ekosistem EV battery," kata Bahlil dalam acara peringatan Hari Nusantara di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Selasa 13 Desember 2022, dikutip dari Antara.
Lebih jauh Bahlil, menegaskan Sulawesi Tenggara kaya akan sumber daya alam berupa nikel dan aspal. Namun, hilirisasi nikel di Sultra belum semasif daerah lain alias baru sampai setengah jadi.
Pemerintah bakal membuat nilai tambahnya sampai 70-80 persen melalui proses hilirisasi. Ambisi membangun ekosistem baterai listrik di Sultra juga sebagai jalan menciptakan lapangan pekerjaan dengan gaji yang cukup memadai.
Menurutnya, pembangunan pabrik hilirisasi juga akan meningkatkan pendapatan daerah yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat setempat.
Bahlil juga menekankan proses hilirisasi nikel di Sulawesi Tenggara harus menerapkan konsep ekonomi hijau yang mengimplementasikan prinsip berkelanjutan dalam kegiatan ekonomi.
"Sekarang kalau mau produk kita laku di dunia, tidak bisa kita hindari green energy, green industry. Kalau kita masih pakai batu bara pasti produk kita tidak akan laku atau tidak dihargai sebaik proses industri yang memakai green energy, EBT," tegasnya.
Pembangunan pabrik hilirisasi nikel nantinya, ditegaskan Bahlil, green industry dan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) akan menjadi syarat bagi investor di Sulawesi Tenggara.