Para Kolektor Keris dari wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, turut menyemarakkan keris-kerisnya di ajang Budi Luhur Expo 2022. |
ENERGITRANSFORMASI – Menjaga
warisan budaya yang cukup berharga yakni keris, Universitas Budi Luhur (UBL)
bersama dengan Himpunan Mahasiswa Hubungan
Internasional (HIMAHI) Budi Luhur, menggelar pameran keris, melalui
Budi Luhur Keris Expo 2022.
Rektor Universitas Budi Luhur Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc, MM, menyampaikan keris merupakan
warisan budaya bagi dunia dari nusantara. Melalui Keris, Universitas Budi Luhur
(UBL) berinisiatif mengajak generasi muda untuk berperan aktif melestarikan
keris sebagai warisan nenek moyang.
“Adiluhur, adigung. Bukan hanya dari
sisi spiritualnya saja. Bahkan banyak kajian ilmiah untuk mempelajari keris. Saya
harapkan, sebagai generasi penerus mari bersama-sama menjaga dan melestarikan serta
mengembangkan budaya keris tanah air. Himahi Budi Luhur berinisitif dalam hal
ini,” ujar Wendi, saat pembukaan pameran di Kampus Univ. Budi Luhur, Selasa 16
Agustus 2022.
Sementara itu, Kepala Museum Keris Taman Mini Indonesia
Indah (TMII) Rian Mandar dalam sambutannya menyampaikan apresiasi sebesar-besar-nya
atas semangat mahasiswa Himahi, yang memiliki semangat melestarikan keris
sebagai budaya Indonesia.
“Museum pusaka yang berada di TMII merupakan satu-satu
nya museum yang ada di Jakarta, yang memiliki sekitar enam ribu keris, dan juga satu-satu nya tempat
yang memiliki fasilitas pembuatan keris, yang merupakan laboratorium, dimana masyarakat
bisa bereksperimen dalam pembuatan keris,” ungkapnya.
“Dahulu pembuatan keris tidak banyak diketahui. Namun,
karena pelestarian dan pengembangan, kami membuat besalen (studio) bersama,
bagaimana membuat keris. Museum pusaka selama ini membuka pintu seluasnya,
bekerjasama dengan universitas bergai jurusan. Kami sangat membuka pintu
selebar nya bagi mahasiswa budi luhur dalam kontribusi pelestarian keris di
TMII,” lanjutnya.
Langkah
Strategis
Sementara itu, ditemui pasca bincang santai, Seniman Keris
Indonesia yang juga Pengajar, Empu Basuki Teguh Yuwono menuturkan, kegiatan
yang diselenggarakan UBL merupakan sesuatu yang sangat luar biasa. Memang tanpa
sebab apa yang disampaikan Empu Basuki, yang mana UBL tidak menyelenggarakan mata kuliah atau
program studi keris di Kampusnya.
“Saya kira ini adalah salah satu langkah strategis dari
kampus Budi Luhur, bagaimana membangun pelestarian keris merambah kepada
berbagai generasi, terutama adalah generasi muda. UBL menyelenggarakan program
studi keilmuan yang begitu luas. Tetapi menurut hemat saya, paling penting
adalah mahasiswa di kampus Budi Luhur ini tetap menjaga keberlangsungan budaya,
baik itu keris ataupun batik,” ungkapnya.
“Pada saat mereka nanti mengembangkan keilmuannya atau
berkecimpung di dunia nya, tetap menjadi bagian dari pelestarian dan pengguna
budaya kita sesuai dengan ciri khas dan karakteristik ketimuran,” lanjut Empu.
Terkait dengan para pemula yang ingin menjadi kolektor
keris, Empu Basuki berpesan, sebelum menjadi kolektor, hematnya paling mudah
diukur dari pengetahuan akademiknya terkait dengan keris. “Jadi lihat keris itu
berdasarkan kaidah ilmiah, pertama. Misalnya bahannya, keutuhan billah,
kemudian penempatan Billah dan penggunaannya,” jelasnya
“Dari situ, ketika masyarakat itu memahami dari segi ilmiah
baru kemudian memahami nilai-nilainya. Setelah nilai-nilai itu dipahami dengan
baik, baru memiliki kerisnya,” lanjutnya.
Lebih jauh, dia menegaskan agar masyarakat yang ingin
menjadi kolektor keris tidak buru-buru memiliki keris. “Tips paling pokok
adalah untuk masuk ke dalam dunia keris, jangan buru-buru memiliki keris. Tetapi
pahami dulu tentang apa itu keris. Nilai-nilai pendekatan dengan ilmiahnya,
baru kemudian memiliki keris dan mengimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari,” tegasnya.
Dia juga menyampaikan, bagaimana terkait dengan budaya
keris, kaum muda milenial sangat perlu memahami keris. Baik dari segi ilmiah,
hingga budaya yang sudah menjadi karakteristik bangsa.
“Sangat perlu mempelajari (kaum muda-red). Terkait dengan
keris, kaum milenial dan modern justru kebanyakan dari bangsa di dunia itu
kehilangan identitasnya. Nah, oleh karena itu generasi muda kita, bangsa
Indonesia, ini sangat penting. Justru menjadi hal yang sangat penting,
bagaimana tetap memegang teguh terhadap budaya, sehingga dalam kiprah
kehidupannya tidak kehilangan identitas dan karakter budayanya,” imbuhnya.
Terkait dengan produk keris yang dipamerkan, UBL
mengundang para kolektor dan pedagang keris yang ada di wilayah DKI Jakarta dan
sekitarnya untuk turut andil dalam ajang pameran kali ini.