Ilustrasi bangunan beton (foto pixabay) |
ENERGITRANSFORMASI
– Saat dunia sedang menggencarkan lingkungan hijau dengan mengaplikasikan energy
hijau, seluruh sector bahu membahu mendukung dengan berbagai upaya demi
terwujudnya lingkungan bersih yang ramah lingkungan.
Kabar menggembirakan dating dari wilayah Amerika Serikat,
yang mana Peneliti dari Institut Politeknik Worcester di Massachusetts, berhasil
mengembangkan bahan konstruksi yang dapat menghilangkan efek gas rumah kaca
dari beton. Peneliti tersebut adalah Suzanne Scarlata dan Nima Rahbar. Mereka
menemukan bahan konstruksi enzimatik (ECM) yang dapat memperbaiki diri sendiri
sehingga mampu menambal beton yang rusak.
ECM terdiri dari karbon anhidrase, yang merupakan enzim
dalam sel hidup. Pada reaksi dengan karbon dioksida, senyawa ini membentuk
kristal kalsium karbonat, yang merupakan komponen utama ECM.
Dilansir melalui laman Kompas.com, komponen lain dari ECM
adalah bubur pasir dan polimer, yang bertindak sebagai agen pengikat. Campuran
terakhir adalah ECM yang dapat menghilangkan karbon dioksida dari udara dan
menyimpannya di struktur enzim.
Seperti diketahui, industri konstruksi menyumbang sekitar 39
persen dari emisi gas rumah kaca di seluruh dunia. Beton merupakan material
utama dalam berbagai proses konstruksi. Namun material ini menyumbang 8 persen emisi gas rumah kaca dari
total emisi di sektor industri.
Beton dibuat dengan menggunakan semen yang dicampur dengan
campuran kasar dari bahan-bahan seperti batu dan pasir. Setelah dicampur, beton
dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan mengeras. Campuran yang mengeras
kemudian digunakan untuk tujuan konstruksi.
Meskipun proses pembuatan beton tidak melepaskan karbon
dioksida, namun ketika dilapisi lagi dengan semen, beton dapat melepaskan
sejumlah besar gas karbon dioksida.
Karena itu, banyak perusahaan konstruksi mulai menggunakan
material beton ramah lingkungan untuk memangkas dampak buruk dari penggunaan
beton konvensional. ECM saat ini telah dilisensiskan oleh perusahaan Enzymatic
Inc. agar dapat diproduksinya sebagai bahan konstruksi dalam skala lebih besar.
Para peneliti sedang bekerja untuk meningkatkan kekuatan ECM
dan meningkatkan ketahanannya terhadap air dan kelembaban.