Uji klinik profilaksis (pencegahan) pra-pajanan mengurangi risiko gejala COVID-19, tanpa penyakit parah atau kematian terkait COVID-19 dengan AZD7442. Data dipublikasikan di New England Journal of Medicine (Foto Ilustrasi by Pixabay)
ENERGITRANSFORMASI - Hasil terperinci dari uji klinik profilaksis (pencegahan) pra-paparan PROVENT Fase III menunjukkan bahwa AZD7442 (tixagevimab dan cilgavimab) mengurangi risiko pengembangan gejala COVID-19 sebesar 77% dalam analisis primer dan sebesar 83% dalam analisis tindak lanjut enam bulan, dibandingkan dengan plasebo.1 Tidak ada kasus penyakit parah atau kematian terkait COVID-19 pada kelompok AZD7442 selama tindak lanjut pemantuan enam bulan.
Lebih dari dari 75% peserta penelitian PROVENT ini memiliki riwayat penyakit penyerta yang menempatkan mereka pada risiko tinggi untuk menderita COVID-19 yang parah. Terutama jika peserta tersebut terinfeksi, termasuk orang-orang yang kekebalannya terganggu serta mereka yang kemungkinkan memiliki respons kekebalan yang tidak memadai terhadap vaksinasi.
Data farmakokinetik tambahan menunjukkan, konsentrasi AZD7442 meningkat secara stabil di dalam serum selama enam bulan setelah pemberian. Hal ini mendukung pernyataan bahwa dosis tunggal dapat memberikan perlindungan jangka panjang terhadap COVID-19 yang berlangsung setidaknya enam bulan. Yang mana,data tersebut dipublikasikan 20 April 2022 dalam New England Journal of Medicine.
Myron J. Levin, MD, Profesor Pediatri dan Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Colorado, AS dan peneliti utama PROVENT, mengungkapkan meskipun vaksin COVID-19 sangat efektif dalam mengurangi rawat inap dan kematian, lonjakan kasus terus meningkat dan banyak individu yang berisiko tinggi, termasuk individu dengan gangguan kekebalan serta mereka yang tidak dapat divaksinasi.
“Data penting yang diterbitkan New England Journal of Medicine ini memberikan keyakinan bahwa satu dosis AZD7442 intramuskular dapat memberikan perlindungan jangka panjang bagi populasi yang rentan. Selain itu, AZD7442 telah terbukti menetralkan BA.2, varian dominan COVID-19 yang beredar saat ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Mene Pangalos, Executive Vice President, BioPharmaceuticals R&D, AstraZeneca, mengatakan, "Data ini memperkuat banyaknya bukti yang mendukung penggunaan AZD7442 untuk membantu mencegah COVID-19 yang bergejala dan parah, terutama bagi individu yang tidak dapat merespons vaksin secara memadai dan membutuhkan proteksi tambahan".